Sabtu, 13 Oktober 2012





Penyelenggara

Lomba ini diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan Kesenian dan Perfilman, Dirjen Kebudayaan, Kemendikbud.
Dewan Juri

Dewan Juri yang akan menilai skenario adalah insan perfilman (pakar dan praktisi perfilman) yang memiliki integritas, dedikasi dan pengalaman dalam mengembangkan kebudayaan nasional dan industri perfilman nasional yang berkualitas dan berdaya saing tinggi, yaitu antara lain:
  • Armantono 
  • Clara Shinta
  • Didi Petet
  • Hadi Artomo
  • Hardo Sukoyo
  • Riantiarno
  • Sapardi Djoko Damono
  • Tommy Awuy

Total hadiah yang akan diberikan kepada pemenang dan nominator lomba penulisan skenario film cerita anak, nasionalisme dan kepahlawanan sebesar 200 juta.

    Juara I (1 orang) = Rp. 50.000.000,-, Trophy, Piagam, Transportasi dan Akomodasi.
    Juara II (1 orang)= Rp. 40.000.000,- , Trophy, Piagam, Transportasi dan Akomodasi.
    Juara III (1 orang) = Rp. 30.000.000,- , Trophy, Piagam, Transportasi dan Akomodasi.
    Juara Harapan I (1 orang) = Rp. 25.000.000,- , Trophy, Piagam, Transportasi dan Akomodasi.
    Juara Harapan II (1 orang) = Rp. 20.000.000,- , Trophy, Piagam, Transportasi dan Akomodasi.
    Juara Harapan III (1 orang) = Rp. 15.000.000,-  , Trophy, Piagam, Transportasi dan Akomodasi.
    Nominator/Finalis (20 orang) = Uang Saku, Trophy, Piagam, Transportasi dan Akomodasi

Setiap warga negara Indonesia baik Pelajar, Mahasiswa, Praktisi Perfilman dan Masyarakat umum berhak mengikuti Lomba Penulisan Skenario Film Cerita Anak, Nasionalisme dan Kepahlawanan dengan mengikuti kriteria, persyaratan, ketentuan penulisan dan mekanisme yang telah ditetapkan oleh panitia.

Malam Anugrah

Pengumuman dan pemberian hadiah kepada pemenang lomba penulisan skenario film cerita anak, nasionalisme, dan kepahlawanan akan diberikan pada Malam Anugrah di akhr bulan november oleh Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Peserta Lomba

Peserta yang diperkenankan mengikuti lomba penulisan skenario film cerita anak, nasionalisme, dan kepahlawanan terdiri dari pelajar, mahasiswa dan masyarakat baik yang berprofesi sebagai insan perfilman maupun masyarakat umum.
Kategori Peserta:
Kategori peserta yang diperkenankan mengikuti lomba ini adalah:
  1. Praktisi Perfilman
  2. Masyarakat Umum
Ketentuan Umum:
  1. Setiap peserta dapat mengirimkam lebih dari 1 (satu) naskah skenario film yang bertemakan tentang cerita anak, nasionalisme dan kepahlawanan;
  2. Mengisi formulir pendaftaran, dapat di download/diakses melalui www.skenariofilm.com atau datang langsung ke Sekretariat Panitia “Lomba Penulisan Naskah Skenario Film”. Pendaftaran dibuka pada tanggal 5 Oktober 2012 s/d 5 November 2012;
  3. Menyertakan biodata dan alamat lengkap (pada bagian akhir skenario);
  4. Melampirkan foto terbaru;
  5. Pengumuman tentang lomba, pendaftaran, dan pemenang selengkapnya dapat diakses melalui www.skenariofilm.com;
  6. Pengumuman pemenang dilakukan secara terbuka pada Malam Anugerah Pemenang Lomba Penulisan Skenario Film Cerita Anak, Nasionalisme, dan Kepahlawanan diselenggarakan di Jakarta pada akhir November;
  7. Keputusan Dewan juri tidak dapat diganggu gugat.
Ketentuan Peserta:
  1. Lomba terbuka untuk umum atas nama perorangan baik untuk kategori praktisi perfilman maupun masyarakat umum;
  2. Peserta adalah Warga Negara Indonesia (WNI) dan berusia 17 (tujuh belas) tahun keatas yang dibuktikan melalui identitias diri (KTP/SIM/Kartu Mahasiswa/Katu Pelajar);
  3. Peserta tidak sedang tersangkut perkara pidana (berstatus hukum sebagai terdakwa maupun terpidana);
  4. Peserta harus menyertakan biodata narasi dan alamat lengkap dan menempatkannya pada bagian akhir Skenario;
  5. Peserta harus melampirkan foto terbaru;
  6. Peserta tidak dikenakan biaya;
  7. Bagi peserta yang naskahnya terpilih sebagai nominasi/finalis lomba penulisan skenario film, akan mendapatkan fasilitas transportasi, akomodasi, dan uang saku untuk menghadiri Malam Anugrah Pemenang Lomba Penulisan Skenario Film Cerita Anak, Nasionalisme dan Kepahlawanan.
Ketentuan Naskah Skenario:
  1. Hasil karya sendiri (bukan saduran, bukan jiplakan atau plagiat);
  2. Belum pernah dipublikasikan dalam bentuk film di media manapun, baik sebagian maupun seluruhnya;
  3. Tema yang diusung adalah cerita anak, nasionalisme atau kepahlawanan;
  4. Materi yang diserahkan terdiri dari: lembar tema, ide, sinopsis dan skenario;
  5. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar;
  6. Panjang naskah antara 75 – 150 halaman A4, dengan spasi 1,5 dan jenis huruf Times New Roman 12 pt;
  7. Tidak mempertentangkan SARA, tidak mengandung unsur pornografi, tidak bermuatan politik, dan tidak menghasut pihak lain;
  8. Naskah diserahkan dalam bentuk hardcopy (cetak) terjilid rangkap 2 (dua) dan softcopy (file dalam format USB atau CD), dikirim via pos (sesuai cap pos paling lambat tanggal 2 November 2012) atau datang langsung ke Sekretariat Panitia “Lomba Penulisan Skenario Film” paling lambat tanggal 5 November 2012  pada jam kerja
  9. Naskah yang masuk ke panitia baik berupa hardcopy maupun softcopy akan menjadi arsip Direktorat Pembinaan Kesenian dan Perfilman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk kepentingan dokumentasi dan publikasi, dengan hak cipta tetap pada penulis.
Kriteria Penilaian:
 
  1. Memenuhi kaidah teknis sinematografis yang jelas sesuai format genrenya (drama, laga, komedi, atau fantasi);
  2. Memiliki struktur, plot (alur cerita), penokohan, dan deskripsi (ruang, waktu, situasi) yang jelas, logis, dan menggugah (dramatis) berdasarkan obyektifitas pesan-pesan yang ingin disampaikan lewat adegan atau rangkaian adegan;
  3. Naskah skenario mengandung nilai-nilai pembangunan karakter bangsa, antara lain: religious, kejujuran, toleransi, kedisiplinan, kerja keras, kreatifitas, kemandirian, demokrasi, rasa ingin tahu (recognizing), semangat kebangsaan, cinta tanah air, penghargaan terhadap prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, kepedulian sosial, kepedulian terhadap lingkungan, dan tanggung jawab;
  4. Naskah scenario film bersifat mendidik dan inovatif bagi pengembangan dunia pendidikan dan kebudayaan.
MEKANISME LOMBA
  1. Sosialisasi lomba penulisan skenario film cerita anak, nasionalisme, dan kepahlawanan akan diumumkan lewat media cetak (koran nasional) dan media elektronik (radio dan televisi nasional), brosur (pamflet/leflet) serta media on-line (internet) yang tersedia di http://www.kemdiknas.go.id atau http://www.skenariofilm.com;
  2. Peserta dapat mengakses informasi mengenai lomba dan melakukan pendaftaran dengan mengisi formulir pendaftaran yang disediakan di sekretariat panitia atau dapat diunduh melalui website (http://www.kemdiknas.go.id atau http://www.skenariofilm.com);
  3. Pendaftaran dapat dilakukan secara on-line (mengisi formulir yang disediakan di website (http://www.kemdiknas.go.id atau http://www.skenariofilm.com) atau secara manual dengan menyerahkan atau mengirimkan formulir pendaftaran ke: Sekretariat Panitia Lomba Penulisan Skenario Film Cerita Anak, Nasionalisme, dan Kepahlawanan, Subdit Literasi dan Apresiasi, Direktorat Pembinaan Kesenian dan Perfilman, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Gedung E Lantai IX, Jl. Jenderal Sudirman, Jakarta 10270;
  4. Naskah dicetak dalam bentuk hardcopy (print out) dan dijilid rangkap 2 (dua), disertai secara terpisah dengan: Lembar Tema, Ide, Sinopsis Cerita, Biodata dan Foto, serta fotokopi tanda pengenal peserta (KTP/identitas lain);
  5. Seluruh materi hardcopy (print out) beserta dengan materi soft copy (dalam bentuk flashdisc atau CD) harus dikirimkan ke alamat: Panitia Lomba Penulisan Skenario Film Cerita Anak, Nasionalisme, dan Kepahlawanan, Subdit Literasi dan Apresiasi Film, Direktorat Pembinaan Kesenian dan Perfilman, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Gedung E Lantai 9, Jl. Jenderal Sudirman, Jakarta 10270;
  6. Naskah dikirimkan via pos paling lambat tanggal 02 November 2012 (cap pos) atau diserahkan secara langsung ke sekretariat panitia lomba paling lambat tanggal 05 November 2012, pada jam kerja;
  7. Softcopy naskah juga dapat dikirimkan ke alamat email: panitia@skenariofilm.com berupa file lampiran (attach file) dan disertai dengan subjek dengan ketentuan sebagai berikut: “naskah_nama lengkap” (contoh: naskah_adi baskoro);
  8. Pengumuman nominator/finalis dan undangan untuk menghadiri malam pengumuman pemenang dan penganugerahan award dilakukan melalui pengiriman surat kepada nominator/finalis serta dimuat di website: www.kemdiknas.go.id atau http://www.skenariofilm.com;
  9. Sinopsis, outline dan judul dari tiga skenario terbaik akan menjadi materi untuk pembuatan film bertema anak, nasionalisme serta kepahlawanan.
Registrasi untuk Lomba Penulisan Skenario Film Cerita Anak, Nasionalisme dan Kepahlawanan dibuka dari tanggal 5 oktober s/d 5 november 2012. 
Silahkan unduh formulirnya, isi formulir registrasi dan kirim ke email panitia@skenariofilm.com.

Atau Daftar Online di SINI :

Senin, 08 Oktober 2012



Tersingkir dari penyisihan grup PPD 2014 tanpa poin, Terperosok ke peringkat 168 FIFA (Bulan September 2012), menurunnya dukungan supporter terhadap timnas….. adalah sebagian catatan merah yang ditorehkan sepakbola Indonesia setahun terakhir.
PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) sebagai organisai induk sepakbola di tanah air, oleh banyak pihak, dianggap paling bertanggung jawab terhadap catatan buruk itu.
Sejak era kepemimpinan Nurdin Halid, banyak pihak yang menganggap PSSI mmang sudah bermasalah, mulai dari isu pengaturan skor, politisasi sepakbola nasional sampai korupsi yang dilakukan pengurus PSSI. Puncaknya adalah desakan dari klub-klub dan masyarakat umum agar Nurdin cs. segera dilengserkan.
Akhirnya, melalui Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI yang digelar di Solo 9 Juli 2011, Nurdin Halid berhasil diturunkan. Sebagai gantinya  Prof. Djohar Arifin Husin terpilih untuk memimpin PSSI.
Masyarakat sempat menaruh harapan besar pada Djohar. Banyak janji yang diungkapkan oleh Djohar sesaat setelah ia terpilih. Salah satunya adalah membenahi kompetisi agar mampu berjalan lebih profesional.
Namun di tengah-tengah harapan besar para pecinta sepak bola tanah air, Djohar justru mengeluarkan keputusan-keputusan kontroversial. Empat hari setelah terpilih, Djohar secara mengejutkan memecat pelatih Timnas, Alfred Riedl. Alasannya, pelatih asal Austria tersebut tidak pernah menandatangani kontrak resmi dengan PSSI. Keputusan ini sontak dikecam berbagai kalangan. Riedl menilai kalau dirinya disingkirkan karena dianggap bagian dari pengurus lama.
Sebagai pengganti Riedl, Djohar menunjuk mantan pelatih PSM Makassar, Wim Rijsbergen. Pelatih asal Belanda itu diberi tanggung jawab untuk menangani Bambang Pamungkas dkk.
Kehadiran Wim di tubuh timnas kembali diwarnai kontoversi luas usai Timnas menelan kekalahan dari Bahrain pada babak penyisihan PPD 2014. Sikap Wim yang terkesan menyalahkan pemain sempat membuat suasana di Timnas memanas. Beberapa pemain bahkan mengancam mogok bila masih ditangani Wim.
Kemampuan Wim dalam meramu strategi juga jadi sorotan. Ini setelah Indonesia menelan tiga kekalahan beruntun di penyisihan Grup E PPD 2014, masing-masing saat melawan tuan rumah Iran (0-3), Bahrain (0-2), dan lawan Qatar (2-3).
Akhirnya, PSSI memang mengganti Wim –pasca Wim Timnas ditangani oleh Nil Maizar- namun permainan menawan Timnas seperti yang diperlihatkan dalam AFF dibawah Riedl tidak lagi terlihat. Dalam beberapa ajang internasional dan persahabatan Timnas nyaris selalu mengalami kekalahan.
Salah satu penyebabnya adalah pemilihan pemain-pemain baru Timnas yang hanya berasal dari kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI). Sementara pemain-pemain yang sudah mempunyai jam terbang lebih tinggi –hampir seluruhnya bermain di klub-klub Liga Super Indonesia (LSI)- tidak masuk skuad Timnas, karena PSSI Djohar tidak mengakui LSI.


Selain memecat Riedl, di awal masa kepemimpinannya Djohar telah berani mengambil langkah paling kontroversial, yaitu mendukung liga baru yang digagas oleh pengusaha-politisi Arifin Panigoro (AP), dengan nama Liga Primer Indonesia. Semula LPI dibentuk sebagai tandingan dari LSI Nurdin Halid yang dinilai penuh masalah.
Sayangnya, LPI yang konon lebih bersih itu, berakhir mengenaskan. Setelah AP berhasil mendapatkan posisi penting di PSSI (dengan meletakkan Djohar Arifin Husin, koleganya sebagai ketua), liga bentukan AP pun berakhir begitu saja hanya dalam setengah putaran. Persebaya 1927 yang menjadi pemuncak klasemen tidak mendapatkan gelar juara liga.
Pasca PSSI baru terbentuk dan kompetisi siap bergulir, muncullah masalah. PSSI dan klub memiliki penafsiran berbeda terhadap status klub-klub LPI. Awalnya, ada agenda bahwa klub-klub ini dirangkul. PSSI menerjemahkannya dengan menggabungkan 6 klub sisa LPI ke dalam kompetisi. Sehingga jumlah klub yang akan berlaga di kompetisi menjadi 24 dari sebelumnya yang berjumlah 18 klub.
Masalah pun muncul. Klub-klub LSI kebanyakan tidak mau menerima 6 klub tadi. Mereka berdalih, jika caranya seperti ini, PSSI telah melanggar statuta yang dibuat mereka sendiri (dibuat saat Nurdin Halid masih “memerintah”). Rasanya janggal jika melihat sebuah klub yang tidak ada dalam kompetisi, langsung masuk ke divisi teratas. Sementara, klub-klub lain yang ada dalam kompetisi tadi, berjuang mati-matian untuk lolos ke divisi tertinggi.
Kegagalan PSSI meredam protes dari klub-klub ini, ditunjang oleh beberapa faktor lain. Misalnya, PSSI melegalkan Persija versi LPI yang berbeda dengan Persija versi LSI. Kasus yang sama juga berlaku untuk Arema yang terbelah menjadi Arema LPI dan Arema LSI.
Maka, pada musim kompetisi 2012-2013. Liga di Indonesia terpecah menjadi dua kubu: Liga Primer Indonesia yang diakui PSSI Djohar, dan Liga Super Indonesia, yang dianggap illegal.
Bukan hanya liga, beberapa klub peserta kompetisi pun ikut terpecah belah. Arema, Persija, PSMS Medan, Persebaya (Persebaya DU-LSI dan Persebaya 1927), Persib (Persib LSI dan Bandung FC) serta klub-klub lain.
Klub-klub di ISL (Indonesia Super League) pun tidak mau tinggal diam. Karena merasa terzhalimi oleh PSSI di bawah kepemimpinan Djohar, beberapa Pengprov yang tergabung dalam Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI) menggelar KLB di Ancol. Hasilnya. Terpilihlah La Nyalla Mattaliti, mantan anggota exxco PSSI Djohar, sebagai ketua KPSI (Kubu ini juga beranggapan sebagai PSSI yang sah).


Tidak berhenti di situ, KPSI –atau PSSI KLB- kemudian juga membentuk Timnas sendiri. Sebagai pelatih, ditunjuklah kembali Alfred Riedl.
Kisruh yang melanda sepakbola Indonesia akhirnya sampai ke perwakilan FIFA di AFC. AFC kemudian membentuk suatu komisi bersama atau Joint Comittee (JC) yang beranggotakan wakil dari PSSI Djohar dan PSSI La Nyalla.
JC direncanakan akan kembali menggelar KLB pada bulan November nanti. Padahal beberapa kompetisi internasional sudah menanti Timnas dalam waktu dekat. Sebut saja Piala AFF yang akan dimulai November 2012 di Malaysia dan Thailand.
Kita berharap, saat gelaran penuh gengsi itu dimulai, kisruh dan perpecahan yang dialami sepakbola Indonesia telah dapat diselesaikan dengan baik. Tapi kalau tidak….
Timnas yang mana yang akan mewakili Indonesia?
Lalu bagaimana sepakbola Indonesia mau berprestasi, kalau seperti ini?

Halaman Ibnu Shalih © 2013 | Powered by Blogger | Blogger Template by DesignCart.org