Sabtu, 29 September 2012

Menggapai Surga Cinta



Judul: Menggapai Surga Cinta
Penulis: In'am Ibnu Shalih
Penerbit: Kembang Pustaka
ISBN:9786029687002
Ukuran: 14 x 21, 211 Hall
Tahun Terbit: 2010


Ya Allah berkatilah cinta kami...
Jadikan hidup kami Sakinah, Mawaddah Wa Rohmah...
Jangan pisahkan kami kecuali dengan kebaikan...
Dan Pertemukan kembali di akhiratmu...
Dalam Cintamu yang lebih Abadi
Amin

Kisahnya yang penuh perjuangan, pertentangan dan pergulatan jiwa dalam menentukan pilihan akan membawa kita terhanyut dalam rasa yang menggugah jiwa.Kisah yang senantiasa mengingatkan kita akan hadir-Nya. Kisah yang selalu membuat hati kita terjaga dan percaya bahwa apapun bisa terjadi atas kehendak-Nya.
***

Maka biarkan waktu menentukan hati Aini untuk menggapai surga cinta dalam ridho-Nya. Biarkan juga hatimu terjaga dalam makna yang kental tersaji dalam cerita yang menyentuh ini. Dan biarkan hati kita tergugah dan terjaga dalam cinta-Nya demi "Menggapai Surga Cinta"
"Membaca Novel ini, lalu memahaminya akan menemukan banyak pelajaran dalam hidup"
(Endik Koeswoyo, Penulis Novel "Doa Untuk Dinda")


"Untuk saya ini merupakan paket "Cinta" yang lengkap. Cinta pada Sang Pencipta, Pasangan, dan juga diri sendiri. Penulis dapat merajut rangkaian konflik dengan sedemikian indah, sehingga membuat saya tidak ingin berhenti untuk membacanya"
(Artasya Sudirman, Penulis :Adriana; Labirin Cinta di Kilometer Nol")


"Membaca Novel ini, terasa terasa berada di tengah arus yang begitu dasyat. Berpusar memainkan rasa ingin tahuku, takterpuaskan jika tidak menuntaskannya. Konfliknya begitu tajam, mengiris kedirianku. kata-katanya menyemaikan pergolakan batin. Jika ingin merasakan fantasi berbeda, bacalah novel ini"
(Mohammad Sholihin, Penulis Buku "Indahnya Syukur"

"Lewat Novel Menggapai Surga Cinta, kita diajak untuk melihat sebuah keindahan cerita tentang betapa beratnyamempertahankanaqidah ditengah hiruk pikuk modernitas. Seberapa kuatkah Aini menguatkan dirinya dari godaan sekelilingnya? Jawabannya bisa ditemukan di novel yang anda pegang ini."
(Senda, Penulis "Patriot Cahaya")


Para santri menyambut kumandang azan Maghrib dengan bersegera menuju masjid pesantren. Tapi tidak dengan Paijo. Santri yang terkenal bandel itu masih saja duduk di depan asrama. Saat Pak Ustadz lewat, paijo pun ditegur.
Ustadz: Lho, Jo, kamu kok ndak ke masjid.
Paijo: Saya tidak punya sandal Pak Ustadz!
Ustadz: GITU AJA KOK REPOT! Sana ambil dirumah, bilang dulu sama Sinta. Cepat! aku tunggu.
Paijo pun pergi ke rumah ustadz, dan bertemu Sinta, puteri ustadz. saat melihat kecantikan Sinta, timbul niat iseng Paijo.
Paijo: (berbisik) Sinta, aku disuruh Pak Ustadz nyium kamu.
Sinta: (kaget) Jangan, Mas, Ah! Dosa!
Paijo: (berteriak) USTADZ! Nggak dikasih sama Sinta!
Ustadz: Kasihkan saja, Nduk!
Sinta: (tambah kaget) Ha???... Ya udah yang kanan apa yang kiri?
Paijo: (masih berbisik) Cuma satu? Dua-duanya, donk!
Sinta: (jengkel) Jangan, Mas! Dosa!
Paijo: (berteriak lagi) USTADZ! Cuma dikasih Sinta satu!
Ustadz: Kasihkan dua-duanya, Nduk! Cepet!
Sinta: ????
Paijo: Hehehehe
Halaman Ibnu Shalih © 2013 | Powered by Blogger | Blogger Template by DesignCart.org